skip to main |
skip to sidebar
Sang ibu menyaksikan anaknya yang belum lahir di dalam kandungannya menggerakkan tangan berusaha menggapai sesuatu. Wajah bayi yang terpejam tanpa ekpresi, sementara riak air bergerak dari tali pusarnya ke arah luar, keluar dari perut sang ibu. Sang ibu berusaha mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya namun pikirannya terasa sempit untuk mengartikan keanehan ini. Tangannya tidak mampu bergerak, tubuhnya terdiam pasrah. Tetapi ia masih ingat Tuhannya, ‘Ya Tuhan, apa yang terjadi pada diriku? Mengapa Kau tunjukkan sesuatu padaku yang aku tidak mengerti?” Ia berusaha memejamkan mata namun pemandangan aneh itu masih terus terlihat. Doa terus diucapkan. Riak air kini berubah menjadi ombak tenang, meluas hingga jauh. Sejauh mata memandang bagaikan samudera luas.
Sang Ibu terbangun dengan jantung berdetak kencang. Ia menyadari bahwa apa yang baru saja terjadi adalah mimpi. Tetapi ini bukan mimpi biasa. Ia merasa beruntung bahwa ia bisa menceritakan mimpinya ini kepada orang terdekatnya. Ia pun menghampiri Andy, suaminya, dan menceritakan mimpinya.
Andy berusaha menenangkan sang Istri, ”Tia, aku yakin itu hanya mimpi karena kamu terlalu lelah. Jagalah kesehatanmu. Anak kita akan lahir beberapa hari lagi”. Sambil mengelus perut sang istri, Andy memandang dalam mata Tia dengan penuh ketenangan dan kesungguhan, ”Anak kita akan mendapatkan kasih sayang tak terkira dari kita. Dia pembawa kebahagiaan di rumah ini.”